29 September, 2010

Mekkah Pusat Peradaban Dunia

Oleh: Ach. Syaiful A'la*


Prof. Hussain Kamel (1978) menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Mekkah adalah pusat bumi. Pada mulanya Kamel hanya meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia. Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Mekkah adalah pusat dari bumi. Sehingga maka tak hayal, dari hasil studi banyak diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat, termasuk dalam majalah al-Arabiyyah.


Perkembangan kota Mekkah tidak terlepas dari keberadaan Nabi Ismail dan Hajar sebagai penduduk pertama kota ini yang ditempatkan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah. Pada perkembangannya muncul orang orang Jurhum yang akhirnya memilih tinggal menjadi penduduk di sana. Pada masa berikutnya kota ini dipimpin oleh Quraisy yang merupakan kabilah atau suku yang utama di Jazirah Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. Suku ini terkenal dalam bidang perdagangan bahkan pada masa itu aktivitas dagang mereka dikenal hingga Damaskus, Palestina dan Afrika. Tokoh sebagai kepala kabilah Quraisy waktu adalah Qussai yang dilanjutkan oleh Abdul Muthalib.


Pada tahun 571, Nabi Muhammad keturunan langsung dari Nabi Ismail serta Qussai, lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari Allah namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran (jahilliyah) sehingga berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, akhirnya Nabi Muhammad kembali lagi ke Mekkah dalam misi membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah yang dikenal dengan (Fathul Makkah).


Pada masa selanjutnya Mekkah berada di bawah administrasi Khulafaur Rasyidin yang berpusat di Madinah, serta para Khalifah yang saat itu berkuasa di Damaskus (Dinasti Ummayyah), Bagdad (Dinasti Abbasiyah) dan Turki (Usmaniyah). Kemudian setelah hancurnya sistem kekhalifahan, kota ini disatukan di bawah pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz bin Saud yang kemudian menjadi pelayan bagi kedua kota suci Islam, Mekkah dan Madinah.


Keistimewaan Mekkah

Kota Mekkah yang merupakan kota paling dicintai Allah dan Rasul-Nya, memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri. Di dalamnya juga terdapat tempat-tempat bersejarah yang dimuliakan Allah, semisal; Ka’bah, Masjidil Haram, Air Zam zam, Hajar Aswad, Multazam, dan lainnya. Mekkah juga memiliki beberapa peninggalan yang menjadi saksi sejarah kejayaan Islam dan kaum muslimin.


Selain keistimewaan tersebut diatas, Mekkah banyak menyimpan beberapa rahasia lainnya. Misalnya: Mekkah sebagai bumi terbaik (Ummul Qura). Menguatkan pendapat ini Allah telah menetapkan bahwa kota Makkah adalah bumi terbaik dan tempat yang sangat dicintai Rasulullah. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad (hal. 67).


Kedua, Allah menjadikan makkah sebagai tanah haram (kota suci), Ketiga, Mekkah digelari Allah sebagai Ummul Qura (Ibu Kota), Keempat, aman dari Dajjal. Sebagaimana diketahui bersama bahwa pada hari akhir nanti, Dajjal akan muncul dan membuat kerusakan di tengah masyarakat. Namun—atas kehendak Allah—Dajjal tidak akan mampu memasuki Kota Makkah dan Madinah yang merupakan kota yang dimuliakan Allah.


Kelima, dilarang berniat buruk di tanah haram. Sebagaimana seseorang yang berbuat kebaikan di tanah haram akan dilipatgandakan oleh Allah pahalanya, maka perbuatan buruk tanah haram akan dilipatgandakan juga siksanya, Keenam, tempat yang mustajab. Semisal Allah sendiri menjadikan waktu-waktu tertentu, dimana pada waktu tersebut doa akan dikabulkan, misalnya waktu sepertiga malam terakhir, hari Jum’at, hari Arafah, dan sebagainya. Begitu pula Allah menjadikan tempat-tempat tertentu (seperti Mekkah), dimana tempat tersebut, doa yang dipanjatkan disana akan dikabulkan.


Ketujuh, tempat yang dirindukan setiap orang. Ketika seseorang pergi ke tempat tertentu berkali-kali, tentunya dia akan merasa bosan. Namun, berbeda dengan yang yang datang ke kota Mekkah, setiap kali orang pergi ke sana, semakin bertambah keinginannya untuk kembali lagi ke tempat itu.


Buku yang memperbincangkan tentang kondisi geografi, kondisi social, sejarah, arti dan makna Mekkah memang telah banyak beredar di pasaran. Tetapi buku Mekkah Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim, yang ditulis oleh Zuhairi Misrawi (intelektual muda NU) ini layak juga disambut kedatangannya di ruang pembaca. Dalam perspektif sejarah dan ajaran tentang Kota Mekkah mungkin buku ini ada kesamaan dengan buku-buku terbitan sebelumnya. Tetapi tidak hanya itu, penulis buku ini mampu mencari celah-celah tentang Mekkah yang belum tersentuh oleh beberapa penulis sebelumnya. Seperti kota Mekkah merupakan sebuah kota yang bisa menghembuskan roh perdamaian dan toleransi.


Selain gaya bahasa yang analitis dari penulis, gaya penulisan buku ini cukup sederhana, sehingga pembaca merasa nyaman untuk memahami Mekkah, dan sepertinya pembaca sudah bisa membayangkan bagaimana gambaran obyektif tentang kota Mekkah. Buku ini juga dilengkapi dengan panduan manasik, umrah dan haji sehingga pembaca bisa mendapat panduan yang mempunyai keinginan untuk melakukan ziarah ritual ke Mekkah dan Madinah. Selamat membaca!


*Peserta Program Pascasarjana IAIN Surabaya


DATA BUKU;
Judul Buku: Mekkah Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim
Penulis : Zuhairi Misrawi
Pengantar: Prof. Dr. Komaruddin Hidayat
Penerbit: Kompas, Jakarta
Cetakan : I, Agustus 2009
Tebal : xviii + 374 Halaman